LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN VERTEBRATA HAMA
PENGUJIAN PREFERENSI TIKUS
TERHADAP BAHAN PENYEDAP
Disusun oleh :
Nurul
Nisa A Amin (A34110032)
Fusna
Amaliatul Kh.Y (A34110060)
Euis
Marlina (A34110071)
Elfrida
Oktaviani (A34110081)
Dede
Rivan Purnama (A34110008)
Dosen :
Dr. Ir. Swastiko Piyambodo, M.Si.
Dr. Ir. Dadan Hindayana, M.Sc.
Asisten :
M. Aldiansyah Zulfikar
Bunga Aprillia Ayuning
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Tikus termasuk hewan
mamalia yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, baik bersifat
menguntungkan maupun merugikan. Sifat menguntungkan terutama dalam hal
penggunaannya sebagai hewan percobaan di laboratorium. Sifat merugikan yaitu dalam
posisinya sebagai hama pada komoditas pertanian, hewan pengganggu di rumah dan
gudang, serta penyebar dan penular (vektor) dari beberapa penyakit pada manusia
(Priyambodo 2003).
Tikus
merupakan hama yang sulit dikendalikan dibandingkan dengan hama lainnya. Daya
adaptasi hama ini terhadap lingkungannya sangat baik, yaitu dapat memanfaatkan
sumber makanan dari berbagai jenis (omnivora). Hewan inipun berperilaku cerdik.
Segala aktivitas dilakukan malam hari dengan dukungan indera terlatih sehingga
mobilitasnya tinggi dan dalam habitat yang memadai cepat berkembang biak dengan
daya reproduksi tinggi dan berumur panjang dibandingkan hama lainnya.
(Natawigena H., 1993).
Tikus sebagai hewan
omnivora biasanya mengonsumsi semua makanan yang juga dikonsumsi oleh manusia.
Makanan tersebut dapat berasal dari tumbuhan (nabati) maupun yang berasal dari hewan
(hewani). Konsumsi pakan untuk seekor tikus dalam sehari kurang lebih sebanyak
10%. Air sebagai sumber minuman dapat diperoleh dari air bebas maupun yang
terkandung dalam pakan yang dikonsumsinya. Dalam proses mengenali dan mengambil
makanan, tikus memiliki perilaku makan yang unik.Tikus tidak langsung
mengonsumsi seluruh makanan yang ada tetapi mencicipi terlebih dahulu. Setelah
mencicipi tikus akan menunggu dan melihat reaksi dalamtubuhnya. Setelah yakin
aman bagi tubuhnya tikus baru akan memakan makanan tersebut dalam jumlah yang
lebih besar.
Tujuan
Tujuan dari praktikum
pengujian preferensi tikus terhadap bahan penyedap ini adalah untuk menentukan
jenis bahan penyedap yang disukai oleh tiks dan menentukan tingkat konsentrasi
bahan penyedap di dalam umpan yang paling efektif.
BAHAN
DAN METODE
Alat
dan Bahan
Bahan
yang digunakan dalam pengujian bahan penyedap kali ini antara lain beras, air, berbagai
jenis bahan penyedap yaitu terasi, telur, vanili dan gula cair. Alat yang
digunakan antara lain timbangan untuk
menimbang tikus dan pakan, kurungan tikus, bumbung bambu, nampan plastik,
pengaduk umpan dan kantung plastik. Tikus yang dipakai adalah tikus jenis Rattus rattus diardi atau tikus rumah.
Metode
Metode
yang digunakan dalam praktikum uji bahan penyedap ini adalah pengujian dengan
pilihan (Choice Test“). Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mencampurkan pakan yaitu beras dengan
berbagai jenis bahan penyedap. Kemudian tikus rumah ditimbang menggunakan
kantung plastik untuk mendapatkan bobot awalnya. Jenis kelamin tikus
ditentukan. Umpan dan penyedap pakan tikus ditimbang masing-masing kurang lebih
10% dari bobot tikus. Tikus dimasukkan kedalam kurungan hingga bisa beradaptasi
di dalam kurungan tersebut. Semua umpan plus penyedap dan air minum tikus
dimasukkan kedalam kurungan dengan letak umpan yang diacak setiap harinya.
Dua
puluh empat jam kemudian dilakukan penimbangan terhadap sisa pakan yang tidak
dikonsumsi oleh tikus, termasuk pakan yang berceceran di bagian dasar kurungan.
Setelah ditimbang, pakan ditambahkan kembali setara jumlah awalnya. Jika umpan
basah terkena urine atau air minum, keringkan dahulu sisa umpan tersebut
sebelum ditimbang kemudian diganti dengan umpan yang baru. Pengamatan ini
dilakukan selama lima hari. Di akhir pengamatan, tikus ditimbang kembali untuk
mendapatkan bobot akhirnya. Bobot awal dan akhir tikus dijumlahkan untuk
mendapat nilai rataannya. Perhitungan tingkat konsumsi dilakukan dengan
mengkonversi jumlah tiap-tiap pakan yang dikonsumsinya terhadap 100 gram bobot
tubuh tikus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pengamatan
Tabel 1. Hasil
pengamatan pegujian preferensi tikus terhadap bahan penyedap
Sumber
|
Derajat bebes
|
Jumlah kuadrat
|
kuadrat nilai
tengah
|
nilai F
|
Pf > F
|
Perlakuan
|
4
|
27.91
|
6,98
|
3,55
|
0,0144 *
|
Galat
|
40
|
78,72
|
1,97
|
|
|
Total
|
44
|
106,63
|
|
|
|
Tabel
2. DUata penyedap yang digunakan
Bahan penyedap
|
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Kontrol
|
2,62 aA
|
1,337
|
1,405
|
1,450
|
1,483
|
Gula
|
1,16 bAB
|
1,788
|
1,865
|
1,916
|
1,954
|
Telur
|
1,12 bAB
|
|
|
|
|
Terasi
|
0,62 b B
|
|
|
|
|
Vanili
|
0,34 b B
|
|
|
|
|
Pembahasan
Tikus rumah (Rattus rattus diardi)
adalah tikus yang habitatnya di lingkungan sekitar tempat tinggal manusia. Warna tikus rumah bergantung pada habitatnya.
Namun, jika di dalam rumah biasanya akan berwarna abu-abu gelap dengan perut
abu-abu terang. Ukuran tikus rumah ini sekitar 5 – 7 inci. Tikus rumah biasanya
memakan butir biji-bijian, tetapi juga memakan yang lain. Tikus ini dapat
ditemui di dalam dan sekitar rumah dan bangunan komersial serta dalam ladang
pertanian, biasanya tinggal berdekatan sumber makanan (Anonim 2010).
Keberadaan
Rattus rattus diardi di rumah tentu
sangat mengganggu manusia terutama bila tikus dalam jumlah banyak. Salah satu
pengendalian yang dapat dilakukan antara lain menggunakan rodentisida.
Rodentisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh tikus (Sudarmo
1991). Racun dalam rodentisida kandungannya sangat sedikit, sisanya adalah
umpan dasar, pengawet, dan penyedap. Penyedap diperlukan agar tikus tertarik
pada rodentisida tersebut. Oleh sebab itu, pemilihan penyedap untuk rodentisida
menjadi sangat penting.
Praktikan
telah melakukan pengujian penyedap terhadap tikus. Umpan dasar yang dicampur
penyedap adalah beras. Lima perlakuan dilakukan dalam pengujian ini,
diantaranya beras yang tidak dicampur penyedap (kontrol), beras yang dicampur
air gula, beras yang dicampur telur, beras yang dicampur terasi dan beras yang
dicampur vanili. Masing-masing perlakuan kecuali kontrol diberi pewarna makanan
berbeda agar praktikan dapat membedakan jenis perlakuannya.
Pengujian
ini dilakukan selama lima hari, dari hari pertama (selasa) hingga hari kelima
(sabtu). Setiap harinya, praktikan menimbang semua perlakuan untuk mendapatnkan
jumlah umpan plus penyedap yang dikonsumsi tiap harinya. Pada hari kelima,
jumlah yang dikonsumsi akan dirata-ratakan untuk melihat perlakuan mana yang
lebih banyak dikonsumsi oleh tikus.
Hasil
percobaan menunjukkan, tikus lebih menyukai beras yang tanpa dicampur apapun
(kontrol). Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah beras kontrol yang
dimakan dibanding beras berpenyedap. Perbedaan jumlah yang dimakan ini cukup
signifikan. Pada umumnya, tikus menyukai segala jenis makanan yang berbau
menyengat seperti penyedap. Mulanya, tikus akan mencicipi makanan berbau
tersebut, bila makanan tersebut disukai tikus dari segi rasa, maka akan
dikonsumsi tikus sampai habis. Namun bila tidak disukai tikus, tikus tidak akan
mengkonsumsinya lagi. Hal ini sesuai dengan pengujian di lapangan. Untuk
beberapa jenis beras plus penyedap, tikus hanya mengkonsumsi di hari pertama,
inilah yang disebut gengan ‘mencicipi’ makanan.
KESIMPULAN
Penyedap
adalah bahan tambahan yang terkandung pada rodentisida untuk menarik tikus. Berdasarkan
hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa bahan penyedap yang paling disukai tikus
rumah adalah kontrol, atau beras tanpa bahan penyedap. Hal ini dbuktikan dengan
banyaknya jumlah penyedap yang dikonsumsi selama lima hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Tikus.
[Terhubung berkala]. http://www.anteaters.com.my/
bm/perkhidmatan/tikus.html. (Diakses tanggal: 29 Maret 2013).
Natawigena H, 1993. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Jakarta: Tri Gendakarya Swadaya.
Priyambodo, Swastiko. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Bogor: PT Penebar Swadaya.
Sudarmo, Subiyakto. 1991. Pestisida. Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar