Sabtu, 14 Desember 2013

Partnerku, Sahabatku

halo dunia, lama ya ga jumpa!
semester5 ini cukup menyita banyak waktuku dengan segunung tugas dan aktivitas. tapi, di sela-sela kesibukan ini, aku punya kegiatan loh, cukup menyenangkan. bisa dibilang semacam ekstrakulikuler kalau di SMA dulu. ekskulnya tentang tari daerah Aceh. yup apalagi kalau bukan SAMAN.

Saman, menurut tante wiki  adalah sebua tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat, namun seiring berjalannya waktu, tarian saman biasa digunakan untuk pembukaan acara-acara tertentu. semua orang bisa saja melakukan tarian saman, selama orang tersebut mau berusaha dengan keras. salah satunya adalah, aku sendiri. semua berawal dari perjumpaan ku dengan salah seorang teman kuliah, sebut saja namanya Septian. Dia menghampiriku dan bertanya apakah aku mau belajar tarian saman untuk mengisi pentas seni atau tidak. dengan tampang sedikit berfikir, aku berkata: tentu saja!

semenjak hari itu, dunia ku pun berubah (agak lebay sih)

satu hal yang aku tau dari saman, tidak mungkin aku hanya menari seorang diri. sehingga, ku putuskan untuk mencari tahu alias kepo tentang penari-penari lainnya. tak lain dan tak bukan adalah teman satu departemen.
bila dijumlahkan, total kami kurang lebih 8 orang. kami sempat berkumpul satu kali untuk membahas ini dengan Septian, si pelatih dan dia membertitahu bahwa pensi sudah dekat, hanya tersisa beberapa hari untuk latihan. masing-masing dari kami tentu pesimis, karena kami belum pernah menoba tarian bergenre tradisional yang hanya mengandalkan kekuatan tangan itu. satu dari kami bahkan hampir saja mengundurkan diri karena takut tangannya kapalan (#psssst sebenarnya orang itu adalah aku -_-).

hari pertama, Tian (panggilan akrab kami) mengajari bagaimana cara duduk dan memukulkan tangan satu ke tangan yang lain. ternyata semua itu sangat menyiksa. kaki yang semula mulus berubah menjadi kaki kapalan. tangan yang semula anggun, berubah menjadi tangan bibi cuci bahkan kuli angkut. sangat mengerikan bukan?
tapi itu semua tidak membuat kami putus asa. fusna, reni, gicem, hillda, betari, sri, tyas, dan aku sendiri berlatih dengan giat, hingga larut malam. kami sudah terbiasa di kampus sampai jam 12 untuk melatih gerakan saman kami. formasi duduk tarian saman ditentukan oleh Tian dengan entah pertimbangan apa yang dia pakai, karena aku, disandingkan dengan teman yang badannya cukup agak sedikit gemuk, sebut saja dia Hillda. tersiska? jangan ditanya haha

3 hari berlalu begitu saja, tibalah hari yang dinantikan. di pelataran koridor departemen, terbentuk panggung dengan latar biru. itulah tempat kami pentas nanti. dibalut make up dari tangan-tangan lentik kami sendiri (kami belum memiliki make up artist), wajah kami seketika berubah menjadi cantik dengan sedikit tambahan 'menor', haha lucu sekali melihat kami seperti anak balita memakai kosmetik ibunya. secara keseluruhan, tarian berjalan lancar, tanganku bergerak seolah tanpa perlu diperintah, semua mata tertuju pada kami. terutama ketika salah seorang dari kami, sri mengucapkan kata 'keriaaaaaaaaak' yang disambut sorak sorai penonton. aku pernah mencobanya  berteriak seperti sri di kosan, sedetik kemudian telah ditemukan kecoa kecoa mati akibat suara ultrasonik yang aku keluarkan :)

satu hal yang membuat kami kecewa dari penampilan ini, tidak ada yang merekam gerakan saman untuk kami. Tian bilang ini jadi evaluasi kita kedepannya. aku sempat berfikir apa yang dimaksud dengan 'ke depannya?' jangan-jangan ada tarian saman part 2 3 4 or 5 bahkan 6, fikirku.

benar saja! beberapa bulan kemudian, kami mendapatkan tawaran menari untuk acara National Plant Protrction Event di auditorium termegah di kampus kami. latihannya pun cukup lama, kurang lebih 2 bulan waktu yang kami miliki. ternyata, penari pun tidak bisa sepenuhnya konsisten untuk bisa menari bersama-sama lagi, 3 diantara kami mengundurkan diri dan digantikan oleh 5 yang lain. sekarang kami berjumlah 10, dengan personil newbe adalah yeni, safira, ratih, vi dan nurul. bagiku dan 4 orang temanku yang berasal dari gen lama, ini tidak akan jauh berbeda dengan saman sebelumnya, sehingga kami hanya perlu memperlancar saja. sedang bagi 5 orang lainnya, ini adalah proses terberat yang akan membuat kaki dan tangan mereka kapalan seperti jaman kami dulu. 

nasib tidak berpihak kepada kami, Tian yang penuh kejutan itu merombak total seluruh gerakan, menambah gerakan ini gerakan itu plus formasi. W-O-W! kami berlima bahkan seperti newbe kembali. dua bulan yang ku kira lama terasa lebih cepat daripada beberapa hari ketika latihan untuk pensi. ketika kami sedang latihan dengan giat, dosen yang erupakan sekdep menghampiri kami. melihat kamu dari ujung kaki hingga ujung rambut, seraya berkata: kalian nanti tampil ya di acara reuni minggu ini!
awalnya, kami senang tentu saja, job kami, jam terbang kami bertambah, tarian dilalui tanpa hambatan berarti, ditambah kostum yang kami pakai lebih bagus dari jaman pensi yang dominan hitam (temanku sri menyebutnya dengan 'lutung style').

tarian saman reuni berakhir, selang beberapa hari iburan, 2x latihan, kemudian kami tak sadar bahwa penampilan yang seharusnya kami utamakan akan segera berlangsung. NPV dimulai besok, dan kami belum menguasai gerakan, bolong disana sini. terlihat wajah-wajah frustasi yang hampir menyerah. latihan memang membuahkan hasil yang sesuai. tarian NPV adalah tarian kacau kami, meninggalkan trauma yang mendalam. gerakan salah, kostum berantakan, membuat kami seolah ingin mengulang kembali tarian tadi untuk membenarkan semuanya. 

kami lewati hari-hari setelah itu dengan perasaan kecewa dan bersalah. kecewa terhadap diri sendiri, bersalah terhadap pelatih dan penonton. kami bahkan rindu kata-kata andalan kami 'kumpul jam5 ya di tempat biasa' yang sudah tidak ada lagi. 

1 hari, 1 minggu, 1 buan berlalu. entah mengapa ku rasa ada sesuatu besar yang akan terjadi. ketika ku lihat DP salah satu temanku, disana bertuliskan pencarian terhadap pengisi acara yang akan tampil di MAHAKARYA. ya, ini lah jawabannya, fikirku. aku datangi Tian dan menjelaskan maksudku, dan dia serta 9 orang penari lain menyetujuinya. kami merasa... hidup kembali. walau berbalut lutung style sebagai akibat tidak ada kucuran dana, kami mengganjalnya dengan tambahan stick drum. ini pertama kalinya penari saman menari menggunakan stick drum, cool yeah?

penontonnya adalah teman-teman kami sendiri di fakultas, kami bermain dengan rileks. teman kami merekan penampilan kami dari awal hingga akhir. perfect, almost! kalau saja aku tidka sala gerakan, dan tidak terbentur lengan temanku, hihii memalukan tapi aku tetap senang. puas rasanya bisa membalas kegagalan masa lalu. aku kira ini penampilan terhebat, ternayat lagi-lagi dugaan ku salah. kami masih dapat tawaran! bayangkan, kami akan menari untuk penampilan ke lima, dan ke enam dengan hari yang berdekatan. 

penampilan kelima kami berlangsung di AHN, tempat kami NPV dulu.sepertinya aku merasakan adanya 'syndrome AHN' karena teman-temanku yang lain merasa gelisah seolah tarian pertama mereka. penari yang tersisa pun tinggal sedikit, 8 orang. ketika melakukan GR, staf-staf DGW (pemlik acara) melihat kami dengan jarak begitu dekat sambil membawa kamera, kami salah tingkah dibuatnya. tak terfikir bagaimana ketika penampilan yang sebenarnya. Tian masuk ke panggung dna mengambil mic, memberikan aba-aba kepada kami agar menaiki panggung. aku mengambil kesempatan ini untuk melihat-lihat penonton, dan timbulah rasa berdebar. kami melewati gerakan dengan pasti, hingga salah satu dari kami melakukan kesalahan yang mencolok, sebut saja dia fusna. pada formasi, dia berada paling ujung barisan. ketika semuanya terbangun, dia asik tidur di panggung mungkin dia kecapekan, fikirku^^

kami tertawa terbahak-bahak melihat rekaman, tingkah aneh kami, kesalahan kecil kami, tak ada artinya bila diakumulasi dengan banyaknya gerakan yang kami lakukan dengan benar. meskipun tak sempat terucap langsung tapi aku dapat mengambil makna dari semua ini. 

pertama, aku berterimakasih kepada coach yang dengan sabar (meskipun sesekali jengkel melihat tingkah kami hehe) melatih kami sepenuh hati, bahkan merangkap sebagai manager, dan penata kostum untuk kami, meskipun kami sudah berkali-kali ganti personil, namun kau tak tergantikan coach!

kedua, sahabat itu bisa ditemukan dimana saja. kami yang dahulu tidak begitu akrab, menyatu karena harmonisasi gerakan saman kami,dan akhirnya yang ingin aku sampaikan: terimakasih sahabat, tetaplah disisiku dan menarilah bersamaku...